Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENGUKURAN ANTROPOMETRI UNTUK MENGETAHUI PERTUMBUHAN PADA ANAK

Sobat Nakes, seorang anak dapat dikatakan bertumbuh apabila terukur terdapat pertambahan berat badan juga tinggi di setiap harinya. Salah satu indikator dalam melihat pertumbuhan anak diantaranya melalui pengukuran antropometri pada anak. Pegukuran antropometri pada anak merupakan salah satu teknik pengukuran pertumbuhan anak untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu sehingga dapat menghasilkan tolak ukur dalam pertumbuhan anak.

Sumber : pixabay.com

Menurut buku ajar Keperawatan Anak yang dikeluarkan oleh BPPSDMK Kemenkes RI, dalam pengukuran antropometri pada anak dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengukuran yang tergantung umur serta pengukuran yang tidak tergantung umur. Pengukuran pertumbuhan yang berdasarkan umur dilihat dari pengukuran perbandingan dengan umur, seperti berat badan terhadap umur, tinggi badan terhadap umur, lingkar kepala terhadap umur dan lingkar lengan atas terhadap umur. Sedangkan untuk pengukuran yang tidak tergantung umur berdasarkan hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya tanpa memperhatikan berapa umu anak yang diukur, seperti berat badan (BB), tinggi badang (TB), lingkar lengan atas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK). Dalam pengukuran tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan standar ukuran baku tertentu seperti Kartu Menuju Sehat atau KMS.

Dalam pembahasan pengukuran antropometri pada anak kali ini, kita akan membahas beberapa pengukuran antropometri pada anak yang sering dilakukan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menentukan keadaan pertumbuhan pada masa anak-anak terkhusus pada saat Balita.

Pengukuran Antropometri pada Anak Balita

Pengukuran Berat Badan

Pengukuran Berat Badan (BB) merupakan salah satu pengukuran pertumbuhan yang paling sederhana dan sering digunakan untuk mengetahui berat badan bayi. Pengukuran berat badan ini merupakan pengukuran yang umum digunakan untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. 

Pada beberapa hari setelah lahir, umumnya bayi akan mengalami penuruan berat badan sebesar 10% dari berat badan baru lahir. Penuruan berat badan ini diakibatkan karena keluarnya mekonium dan urin yang belum diimbangi dengan asupan makanan yang adekuat misal produksi ASI yang belum lancar. Di hari ke sepuluh, BB bayi akan kembali mencapai berat badan bayi baru lahir.

Bayi yang sehat, memiliki Berat Badan yang cenderung meningkat. Pada triwulan pertama BB bayi umumnya akan mengalami kenaikan sekitar 700 hingga 1000 gram/bulan. Pada triwulan ke dua akan mengalami kenaikan BB juga sekitar 500 hingga 600 gram/bulan. Di triwulan ketiga BB bayi akan meningkat juga sekitar 350 hingga 450 gram/bulan, dan pada triwulan ke empat BB bayi akan meningkat sekitar 250 hingga 350 gram/bulan. 

Untuk mempermudah perhitungan BB bayi, dapat menggunakan rumus dari Behrman yang dikutip dari buku keperawatan anak yang sama, yaitu :

Sumber : Keperawatan Anak Komprehensif BPPSDMK Kemkes

Dalam perhitungan usia, masih di kutip dalam buku Keperawatan Anak BPPSDMK Kemenkes, maka apabila usia bayi lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas, sedangkan apabila kurang dari sama dengan 15 hari dihilangkan. Untuk anak usia diatas satu tahun, bila kelebihannya > 6 bulan dibulatkan menjadi 1 tahun dan apabila kurang dari sama dengan 6 bulan dihilangkan.

Pengukuran Tinggi Badan

Selain pengukuran Berat Badan, pengukuran Tinggi Badan juga merupakan salah satu pengukuran yang penting dalam antropometri. Pengukuran Tinggi Badan ini bertujuan untuk menggambarkan proses pertumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu relatif lama (kronis) serta untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik dimasa lampau.

Pengukuran tinggi badan bagi anak yang berusia kurang dari 2 tahun, dilakukan dengan posisi tidur, sedangkan bagi anak yang berusia lebih dari 2 tahun dilakukan dengan posisi berdiri. Pada bayi baru lahir, panjang badan/tinggi badan rata-rata mencapai 50 cm. Di tahun pertama pertambahannya kira-kira 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir). Hingga usia 9 tahun, tinggi badan anak umumnya mengalami peningkatan setinggi 5 cm/tahun, namun akan meningkat pesat pada usia pubertas yaitu sekitar 5 - 25 cm/tahun pada wanita sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 - 30 cm/tahun. 

Cara Mengukur Panjang Badan Bayi bagi Anak Usia 0 - 2 tahun


Cara Mengukur Tinggi Badan Anak untuk usia > 2 tahun 

Mengukur Lingkar Kepala

Lingkar Kepala (LK) merupakan salah satu pengukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan otak dan estimasi volume dalam kepala. Lingkar Kepala ini dipengaruhi oleh status gizi anak hingga usia 3 tahun.

Pengukuran Lingkar Kepala ini sangat dianjurkan dilakukan pada bayi usia 6 bulan pertama hingga 2 tahun karena periode ini adalah periode pertumbuhan otak yang berlangsung. Bila pertumbuhan otak mengalami gangguan dari hasil pengukuran Lingkar Kepala (LK) yang kecil (mikrosefali), kemungkinan anak akan menjurus ke kelainan retardasi mental. Namun sebaliknya jika pengukuran Lingkar Kepala (LK) yang membesar (makrosefali) akibat gangguan sirkulasi cairan otak (Liquor cerebrospinal) kemungkinan anak akan mengarah ke kelainan hidrosefalus. 

Pada 6 bulan pertama kehidupan, lingkar kepala umumnya berkisar 34 - 44 cm, diusia 1 tahun sekitar 47 cm, di usia 2 tahun sekitar 49 cm dan diusia dewasa 54 cm. 

Cara Mengukur Lingkar Kepala

Menggukur Lingkar Lengan Atas (LLA)

Pengukuran antropometri selanjutnya adalah pengukuran Lingkar Lengan Atas atau disingkat LLA. Pengukuran LLA ini umunya digunakan untuk menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak dibawah kulit dan otot yang tidak terlalu terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh. Pengukuran LLA ini lebih sering digunakan pada anak usia prasekolah (1 - 5 tahun) untuk mengidentifikasikan anak dengan gangguan gizi atau pertumbuhan fisik yang berat.

Pada saat lahir, LLA anak sekitar 11 cm dan pada tahun pertama umumnya bertambah 16 cm. Dalam mengintrepetasikan pengukuran LLA, mengacu pada gambar berikut.

Interpretasi Hasil Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Pengukuran Tebal Lipatan Kulit (TLK)

Pengukuran Tebal Lipatan Kulit atau disingkat TLK merupakan salah satu pengukuran antropometri pada anak yang menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit yang lebih spesifik. Dengan pengukuran ini dapat terlihat perkiraan jumlah lemak total dalam tubuh yang menjadi salah satu tolak ukur untuk menunjukkan status gizi dan komposisi tubuh serta cadangan energi.

Pada asupan gizi yang kurang atau malnutrisi, tebal lipatan kulit akan cenderung menipis dan apabila tebal lipatan kulit menebal pada anak umumnya asupan gizi berlebih pada anak atau overweight/obese. Dengan mengetahui hal tersebut, pengukuran TLK ini bisa menjadi tolak ukur dalam menetukan pola diet bagi anak. Pengukuran TLK ini menggunakan alat yang bernama skinfold calliper diarea trisep, bisep, subskapula, suprailiaka maupun betis.

Cara Mengukur Tebal Lipatan Kulit (TLK)

Itulah beberapa cara atau teknik dalam melakukan pengukuran antropometri pada anak. Pengukuran ini dilakukan untuk mendeteksi kesehatan secara dini bagi anak Untuk mengetahui standar operasional prosedur lainnya mengenai keperawatan anak Sobat Nakes dapat klik tautan Kumpulan Standar Operasional Prosedur Keperawatan Anak. Semoga dengan tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi Sobat Nakes maupun Pembaca. Salam sehat.

Sumber :
Buku Keperawatan Anak Komprehensif, BPPSDMK Kementerian Kesehatan RI


Posting Komentar untuk "PENGUKURAN ANTROPOMETRI UNTUK MENGETAHUI PERTUMBUHAN PADA ANAK"