Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMASANG KATETER PADA LAKI-LAKI

Sobat Nakes, salah satu tindakan yang dilakukan pada pasien dengan gangguan pada masalah perkemihan adalah pemasangan kateter. Pemasangan kateter ini dilakukan dengan berbagai macam tujuan medis. Baik pasien laki-laki maupun perempuan jika ada indikasi medis untuk dilakukan pemasangan kateter, pemasangan kateter pun akan dilakukan. Tapi tentunya pemasangan kateter pada pasien laki-laki dan perempuan akan berbeda.

Selang kateter. Sumber : pixabay.com

Bersama Perawat kali ini akan membahas bagaimana standar operasional prosedur dalam melakukan pemasangan kateter pada laki-laki. Untuk pemasangan kateter pada wanita, Sobat Nakes dapat klik tautan SOP Melakukan Pemasangan Kateter pada Wanita. Selain itu, untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan perhitungan keseimbangan cairan, Sobat Nakes dapat klik tautan SOP Menghitung Keseimbangan Cairan untuk info lebih lengkap cara menghitung cairan pada pasien.

Definisi Kateterisasi

Pemasanagn kateter pada laki-laki merupakan suatu tindakan kateterisasi. Kateterisasi adalah prosedur mengosongkan kandung kemih dengan menggunakan kateter. Prosedur ini dilakukan sebagai pilihan terakhir jika semua prosedur / metode gagal dilakukan.

Tujuan Pemasangan Kateter pada Laki-Laki

Pemasangan kateter pada laki-laki dilakukan dengan tujuan :
  1. Membantu menegakkan diagnosis (koma diabetikum, cedera kandung kemih, infeksi urinaria)
  2. Mengosongkan isi kandung kemih, misalnya mengurangi retensio urine.
  3. Memastikan tidak ada urin yang tersisa di dalam kandung kemih setelah miksi.
  4. Sebagai tindakan pra dan pasca bedah.
  5. Tindakan preventif untuk mencegah kontaminasi pembalut / daerah penyembuhan terpapar, misalnya : luka bakar.
  6. Menghitung balance cairan

Ruang Lingkup Pemasangan Kateter pada Laki-Laki

Prosedur memasang kateter pada laki-laki ini di indikasikan pada pasien :
  1. Pasien tidak sadar
  2. Pre dan post operasi
  3. Membantu menegakkan diagnosis (koma diabetikum, cedera kandung kemih, infeksi urinaria)
  4. Mengosongkan isi kandung kemih, misalnya mengurangi retensio urine.
  5. Memastikan tidak ada urin yang tersisa di dalam kandung kemih setelah miksi.
  6. Sebagai tindakan pra dan pasca bedah.
  7. Tindakan prventif untuk mencegah kontaminasi pembalut / daerah penyembuhan terpapar, misalnya : luka bakar.
  8. Menghitung balance cairan
Namun, pemasangan kateter pada laki-laki ini tidak diperbolehkan dilakukan kepada pasien :
  1. Infeksi traktus urinarius
  2. Trauma taktus urinarius

Persiapan Pemasangan Kateter pada Laki-Laki

Sebelum melakukan tindakan pemasangan kateter pada laki-laki, beberapa persiapan yang perlu dilakukan diantaranya :

Persiapan Pasien 

Persiapan pasien dilakukan dengan memastikan bahwa pasien yanag akan dilakukan tindakan kateterisasi sesuai dengan kebutuhan dan indikasi untuk dilakukan pemasangan kateter.

Persiapan Alat

  1. Kateter set steril dengan pelumas (type kateter tergantung indikasi pemasangan)
  2. Pinset anatomis 2 buah
  3. Bak instrumen steril
  4. Kapas steril secukupnya
  5. Kassa steril secukupnya
  6. Duk bolong steril
  7. Sarung tangan bersih 1 pasang
  8. Sarung tangan steril 1 pasang
  9. Jelly / KY
  10. Bengkok
  11. Buku / mainan anak (jika pasien anak-anak)
  12. Urin bag
  13. Spuit 20 cc berisi larutan steril untuk mengembangkan balon catheter indwelling
  14. Handuk / pengalas / perlak 3 buah
  15. Waslap 1 buah
  16. Plester

Persiapan Klien

  1. Lakukan pendekatan dan komunikasi agar kepada klien terutama pada anak agar mau bekerja sama.
  2. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan.
  3. Mengatur posisi klien pada posisi supinasi dengan paha sedikit abduksi.

Persiapan Lingkungan

  1. Pasangkan sampiran atau menutup gorden untuk menjaga privasi pasien
  2. Arahkan posisi cahaya ke arah penis.

Prosedur Memasang Kateter pada Laki-Laki

  • Lakukan tindakan mencuci tangan, klik tautan SOP Mencuci Tangan Pakai Sabun
  • Selimuti tubuh bagian atas pasien dengan selimut mandi dan ekstremitas bawah dengan selimut tidur
  • Kenakan sarung tangan bersih 
  • Pasangkan handuk pada kedua tungkai, diatas abdomen dan pengalas dibawah perineum sampai area pemasangan
  • Dekatkan alat-alat
  • Bersihkan prefusium dengan teknik : tarik prepusium ke arah proksimal, sehingga orifisium tampak jelas, lalu dengan menggunakan pinset bersihkan area preputium dan meatus urethra dengan kapas steril (pakai sublimate / betadin) dengan arah dari dalam ke luar, selanjutnya letakkan pinset pada bengkok (on sterilkan, jangan digunakan lagi)
  • Bersihkan area skrotum sampai perineal dengan waslap lembab, lalu keringkan
  • Buka pembungkus kateter dan letakkan pada bak steril. Pertahankan sterilitas kateter saat membuka pembungkus dan meletakkannya pada bak.
  • Tuangkan jelly secukupya pada kassa steril.
  • Ganti sarung tangan bersih dengan sarung tangan steril.
  • Ambil duk bolong steril dengan satu sudut, lalu letakkan bagian tengah duk (bagian yang bolong) tepat pada penis.
  • Ambil kateter dengan tangan dominan lalu lumasi mulai ujung kateter sampai kurang lebih 15 cm dengan jelly.
  • Pegang dan tegangkan posisi penis dengan menggunakan tangan non dominan, lalu masukkan kaateter ke dalam uretra dengan lembut memakai tangan dominan.
  • Dorong dan arahkan kateter pelan-pelan ke arah kandung kemih sepanjang 17,5 - 22 cm pada orang dewasa atau sampai urin mengalir, sambil menyarankan klien agar relaks / tidak mengedan.
  • Apabila urin telah keluar, dorong ujung kateter 2 - 5 cm lagi. Kateter jangan dipaksa dimasukkan apabila ada tahanan atau sumbatan pada uretra karena bisa terjadi rupture atau perdarahan.
  • Turunkan penis dan pegang kateter dengan tangan non dominan. Apabila kateter sudah masuk dan urin sudah keluar tampung sementara urin ke dalam bengkok.
  • Masukkan cairan secukupnya untuk mengisi balon dengan menggunakan spuit (jumlah cairan tergantung ketentuan yang ada pada kateter). Lalu tarik dan pastikan fiksasinya cukup baik.
  • Segera hubungkan ujung kateter dengan urin bag. Kemudian fiksasi bagian luar cateter dengan menggunakan plester ke paha bagian dalam.
  • Letakkan posisi urin bag lebih rendah dari badan pasien dengan ketentua kateter harus berada di atas paha klien agar tidak terjepit.

Terminasi

Setelah melakukan prosedur memasang kateter pada laki-laki maka selanjutnya adalah melakukan terminasi. Setelah semua prosedur telah dilaksanakan, lihat juga respon klien setelah pemasangan. Pastikan juga bahwa kateter yang terpasang sudah benar dan yang keluar dari kateter benar-benar urin. 
  1. Atur posisi klien seperti semula da rapikan kembali
  2. Buka sarung tangan dan lakukan prosedur mencuci tangan.
  3. Evaluasi tindakan dan rencana tindak lanjut
  4. Dokumentasikan seluruh kegiatan.
Demikianlah beberapa prosedur dalam melakukan pemasangan kateter pada laki-laki. Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi Sobat Nakes dan Pembaca semua. Salam sehat.


Sumber : 
Buku Ajar SOP Keperawaatan Poltekkes Bandung.

Posting Komentar untuk "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMASANG KATETER PADA LAKI-LAKI"