Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRINSIP PENGKAJIAN PADA ANAK SESUAI USIA

Sobat Nakes pernah merasakan bagaimana susahnya melakukan pengkajian pada anak? Seperti telah diketahui bersama, untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah pengkajian. Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas bagaimana standar operasional prosedur dalam melakukan pengkajian pada anak. Standar operasional prosedur pengkajian pada anak ini saya rangkum dari hasil kuliah saya di politeknik kesehatan.

Pengkajian Pada Anak

Perlu diketahui, pengalaman melakukan pengkajian bagi anak merupakan suatu pengalaman yang tidak biasa bagi anak. Perlu dilakukan pendekatan khusus pada anak sebelum melakukan pengkajian. Anak memiliki sensitivitas yang tinggi baik secara fisik atau psikologis. Cara pendekatan yang dilakukanpun disesuaikan dengan usia mulai dari infant, toodler, prasekolah, sekolah dan remaja.

Tujuan Pengkajian Pada Anak

Sebelum melakukan pengkajian pada anak, seperti yang telah dijelaskan diatas, kita perlu melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada anak. Tujuan dari pendekatan itu antara lain:
  • Mengurangi stress dan kecemasan anak
  • Terjalin hubungan saling percaya antara perawat – anak – orang tua secara cepat
  • Mempersiapkan anak secara maksimal
  • Memelihara hubungan yang aman antara orangtua – anak
  • Memaksimalkan temuan pemeriksaan fisik : akurat dan reliable
Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pendekatan pada anak diantaranya :
  • Jangan salah menyebut jenis kelamin anak
  • Jangan menyentuh anak dengan kasar
  • Jangan berbicara terlalu keras di depan anak
  • Jangan sampai menjatuhkan bayi
  • Jangan menggunakan istilah yang diduga dapat menakutkan dihadapan orang tua tanpa disertai penjelasan
  • Janganlah salah tafsir pada usia anak
  • Hargai budaya anak – orang tua

Persiapan Pemeriksaan Fisik Sesuai Usia Anak

Usia Infant

Pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada anak usia infant adalah mengatur posisi. Posisi anak apabila belum bisa duduk sendiri adalah supinasi atau prone dipangkuan ibu. Jika infant sebelum usia 4 – 6 bulan dapat diletakkan diatas meja pemeriksaan. Apabila infant sudah bisa duduk sendiri, maka infant bisa duduk diatas pangkuan ibu, namun jika dilakukan pemeriksaan diatas meja maka orang tua harus mendampingi secara penuh.

Infant. Sumber : unsplash.com

Setelah posisi infant sudah nyaman maka dilakukan persiapan sebelum melakukan pengkajian. Persiapan tersebut antara lain :
  • Pakaian dilepas semua bila suhu ruangan memungkinkan
  • Lepaskan popok
  • Ciptakan situasi yang kooperatif dengan melakukan distraksi atau memperlihatkan objek (kerincingan) bercerita.
  • Tersenyum pada bayi, sentuh dengan lembut, suara lembut
  • Menenangkan; dengan botol berisi air gula atau memberikan makanan
  • Bila melakukan pemeriksaan telinga dan mulut, minta ibu untuk memegang anaknya
  • Hindari kekerasan, gerakan yang menyentak
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengkajian pada infant :
  • Jika diam, lakukan auskultasi suara jantung, paru, abdomen, catat nadi dan respirasi
  • Lakukan palpasi – perkusi pada semua area
  • Lakukan pemeriksaan secara head to toe
  • Prosedur yang beresiko traumatic (mata, telinga, hidung) dilakukan terakhir
  • Kurangi reflex moro

Usia Toddler

Sama halnya seperi pada infant. Hal yang dilakukan pertama kali sebelum melakukan pemeriksaan fisik adalah mengatur posisi. Posisi pada usia toddler dapat duduk atau berdiri, namun apabila anak tidak nyaman dengan posisi duduk atau berdiri makan dapat dilakukan dengan posisi prone atau supinasi dipangkuan ayah atau ibunya.

Toddler. Sumber : unsplash.com

Pada anak usia toddler ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemeriksaan fisik diantaranya :
  • Inspeksi seluruh tubuh dengan cara sambil bermain
  • Minimalkan kontak fisik kepada anak terlalu dini.
  • Kenalkan peralatan yang akan digunakan secara perlahan
  • Auskultasi, perkusi, palpasi dilakukan sewaktu anak diam
  • Prosedur yang beresiko traumatic (mata, telinga, hidung) dilakukan terakhir
  • Minta orang tua untuk melepaskan baju anaknya.
  • Baju bagian bawah dibuka bila bagian atas sudah selesai dilakukan pengkajian
  • Biarkan anak memegang alat pemeriksaan, demonstrasikan bila perlu.
  • Jika kooperatif, ceritakan tentang pemeriksaan, gunakan kalimat pendek
  • Jika tidak kooperatif, lakukan prosedur dengan cepat
  • Restraint dilakukan bila perlu saja, minta orang tua untuk membantu
  • Pujilah perilaku anak atas kooperatifnya.

Usia Prasekolah

Bagi anak usia prasekolah sebetulnya sudah tidak terlalu rumit. Hanya saja pada usia sekolah ini harus dijalin trust terlebih dahulu kepada anak. Menumbuhkan trust pada anak usia prasekolah ini membuat anak lebih kooperatif pada saat melakukan pemeriksaan.
  • Posisi duduk atau berdiri
  • Jika kooperatif dilakukan dengan posisi prone atau supine
  • Lebih suka dekat dengan orang lain
  • Jika kooperatif lakukan pengkajian head to toe
  • Jika tidak kooperatif lakukan seperti hal nya pada toodler
  • Minta untuk membuka bajunya sendiri
  • Biarkan pakaian dalam tetap dipakai bila anak pemalu
  • Biarkan anak melihat dan memegang alat, demontrasikan cara menggunakannya
  • Lakukan dengan cara “bercerita” misalnya “Saya ingin melihat kekuatan ototmu” (tekanan darah)
  • Biarkan pilihan bila memungkinkan
  • Jika kooperatif : gunakan pernyataan yang positif seperti “Bisa di buka mulutnya
Usia Sekolah : unsplash.com

Usia Sekolah

Memasuki usia sekolah, anak-anak lebih membutuhkan privasi pada saat melakukan pengkajian. Sehingga pada proses pengkajian untuk usia sekolah ini diperlukan privasi yang lebih saat melakukan pengkajian. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan pada saat melakukan pengkajian fisik.
  • Posisi terbaik adalah posisi duduk
  • Lakukan pengkajian secara kooperatif
  • Anak yang lebih muda senang apabila didampingi orang tua
  • Anak lebih tua mungkin lebih suka privasi
  • Lakukan pengkajian secara secara head to toe
  • Pemeriksaan genitalia pada anak lebih tua dilakukan terakhir karena membutuhkan privasi

Usia Remaja

Pemeriksaan fisik pada usia remaja hampir sama seperti pada anak usia sekolah. Namun, keprivasian pada usia remaja ini lebih diutamakan, karena pada saat ini lah usia remaja telah mengalami pubertas, dan diperlukan pemahaman khusus pada usia remaja ini. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengkajian anak usia remaja diantaranya :
  • Sama seperti anak usia sekolah
  • Biarkanlah pilihan : didampingi orang tua atau tidak
  • Minta untuk melepaskan pakaian sendiri
  • Biarkan pakaian dalam tetap terpasang
  • Berikan baju pemeriksaan untuk dipakai
  • Jelaskan alat dan prosedur.
Teeneger. Sumber : unsplash.com

Beberapa persiapan yang dapat dilakukan sebelum melaksanakan pemeriksaan fisik yaitu :
  • Ajarkan tentang fungsi tubuh dan perawatannya
  • Biarkan melepaskna pakaian di ruang tertutup
  • Berikan baju pemeriksaan, yang dibuka hanya daerah pemeriksaan, hargai privacy
  • Jelaskan temuan selama pemeriksaan
  • Komentari perkembangan seksual
  • Jelaskan perkembangan yang normal
Beberapa standar opersional prosedur dalam melakukan pengkajian pada anak dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan diatas. Namun, jika ingin mengetahui lebih jauh bagaimana prosedur pengkajian pada anak, Sobat Nakes dapat klik link Prosedur Pengkajian Keperawatan pada Anak sebagai tambahan referensi dalam melakukan tindakan keperawatan pada pasien anak.

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian pada anak sesuai dengan usia perkembangan yang dapat diaplikasikan bagi tenaga kesehatan pada saat melakukan pengkajian. Semoga tips dan trick ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan seluruh tenaga kesehatan terutama perawat anak. Salam sehat.


Sumber :
Buku Saku Prosedur Tindakan Keperawatan Anak, 2012



Posting Komentar untuk "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRINSIP PENGKAJIAN PADA ANAK SESUAI USIA"