Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PROSEDUR PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA ANAK

Sobat Nakes, setelah mengetahui bagaimana standar operasional prosedur prinsip melakukan pengkajian pada anak, sekarang Bersama Perawat akan membahas apa saja sih aspek yang perlu dikaji pada saat melakukan pengkajian pada anak. Tetapi bagi Sobat Nakes maupun Pembaca yang belum membaca mengenai SOP prinsip pengkajian anak, Sobat Nakes dapat membacanya dengan klik link SOP Prinsip Pengkajian pada Anak Sesuai Usia.

Pengkajian pada anak diperlukan sebagai dasar dalam menentukan masalah keperawatan dan juga untuk menentukan diagnosa keperawatan yang akan ditegakkan. Untuk mendapatkan hasil tersebut maka diperlukan outline yang akan digunakan sebagai dasar data kesehatan untuk merumuskan masalah kesehatan dan menegakkan diagnosa keperawatan. Outline yang diperlukan yang mendukung perumusan masalah kesehatan tersebut adalah hasil wawancara dari anak atau orang tua serta identitas anak dan orang tua. Kedua outline ini digunakan untuk menggali lebih jauh permasalah kesehatan yang sedang dialami oleh anak.

Sumber : unsplash.com

Selanjutnya wawancara yang dilakukan pertama kali adalah menanyakan riwayat kesehatan berupa keluhan utama serta riwayat kesehatan saat ini dengan menggunakan teknik PQRST (Palliative, Qualitative, Region, Scala, Time). Perlu ditanyakan juga riwayat kesehatan lalu berupa:
  1. Prenatal : HPHT, jarak kehamilan, faktor rhesus (Rh), infeksi, obat-obatan, perdarahan, BB saat hamil, lama kehamilan, sikap terhadap kehamilan, tempat pemeriksaan, imunisasi, emosi selama hamil, keluhan-keluhan selama kehamilan
  2. Intranatal : lama, jenis kelamin, tempat persalinan, komplikasi, BB, PB lahir, kondisi bayi saat lahir (APGAR)
  3. Neonatal (0-28 hari) : distress pernapasan, adakah sianosis, icterus, kejang, kemampuan makan, pola tidur, kenaikan/penurunan BB, pemberian makan (ASI/susu formula)
  4. Toddler / Pre-school (balita) : pertumbuhan, perkembangan (DDST/DIDTK), nutrisi, imunisasi, masalah yang sering muncul, penanggulangan bencana yang berfokus pada sosialisasi dan bermain.
  5. Schooler : fokus pada teman sekolah, masalah sekolah
  6. Adolescent : fokus pada obat-obatan, gang/peergrup
Setelah mengkaji riwayat kesehatan, maka selanjutnya yang perlu dikaji adalah faktor psikososialnya. Faktor psikososial tersebut terdiri dari emosional dan intelektual.

Faktor emosional yang dikaji berupa :
  1. Afek (respon emosional) : ekspresi muka (tersenyum/takut/cemas/sedih), perilaku motoric (gelisah, loyo dan mencelakakan), tanda-tanda fisik (menagis, berkeringat, tremor, muka kemerahan, nafas tidak teratur)
  2. Mood : sedih, gembira, datar, perubahan mood pada saat diajak berbicara
  3. Kesesuaian afek terhadap situasi (isi pikiran)
Faktor intelektual yang dikaji berupa :
  1. Persepsi : proses mengartikan stimulus sensori, emosi dan intelektual, sehingga memiliki arti bagi individu, yaitu mengecek panca indera sesuai dengan objek nyata. Kelainan persepsi : illusi, delusi atau halusinasi
  2. Memory : immediete (3 – 5 menit), recent (antara beberapa hari), longterm (kejadian yang lampau)
  3. Kognisi : orientasi (diri, orang lain, waktu, lingkungan, tempat), judgement (norma sosial, finansial), wawasan (apakah anak mengetahui tentang dirinya), perhatian (tingkatan mudah tidaknya mengalihkan perhatian selama interview), komunikasi (berbicara, tulisan, gambar), berbicara (kecepatan, mutism, volume, intonasi, isi pikiran)
  4. Sosial : konsep diri (identitas, body image), hubungan interpersonal (keluarga, teman bermain, sekolah)
  5. Riwayat kesehatan keluarga.
Selanjutnya bisa dikaji lebih mendalam mengenai struktur interna salah satunya membuat genogram yang berisi, komposisi keluarga, urutan keluarga, pola komunikasi, interaksi personal, peran masing-masing anggota keluarga, nilai dan kepercayaan tentang kesehatan, fungsi ekonomi, subsistem dan batasan. Selain itu, struktur eksternal dapat dikaji lebih mendalam juga dengan membuat Ecomap yang berisi tentang kebudayaan, agama, status sosial dan mobilitas, keluarga besar, perkembangan keluarga serta lingkungan (rumah, luar, rekreasi)

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada anak tentunya banyak sedikit memiliki perbedaan. Pemeriksaan fisik yang pertama dilakukan adalah pengukuran pertumbuhan yang terdiri dari berat badan dan tinggi badan. Akantetapi pada usia baliat dilakukan pengukuran berupa panjang badan/PB, tinggi badan/TB, berat badan/BB, lingkar kepala/LK, lingkar dada/LD, ketebalan lemak dan lingkar lengan atas/LLA. 

Setelah melakukan pengukuran pertumbuhan maka, dapat dilakukan pengukuran fisiologis/tanda-tanda vital dengan mengukur tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan suhu. Perlu diperhatikan juga penampilan umum anak dengan mengobservasi wajah, postur, kebersihan, nutrisi, perilaku, perkembangan dan tingkat kesadaran.

Pemeriksaan fisik yang sering dilakukan oleh tenaga kesehatan diantaranya menggunakan teknik Head to Toe. Apa saja yang dilakukan pengkajian dengan sistem Head to Toe? Berikut akan dijelaskan bagaimana teknik pengkajian Head to Toe yang dilakukan pada anak.
  1. Kepala : bentuk dan kesimetrisan, makro/mikrocephal, kebersihan rambut dan kulit kepala, warna rambut, palpasi fontanel anterior dan posterior lesi, tanda-tanda trauma, kehilangan rambut
  2. Mata : struktur, conjunctiva, palpebral dan bulbar, sclera, reflex kornea dan pupil, kemampuan visual, kebersihan.
  3. Telinga : struktur, observasi pinna, kebersihan, test pendengaran
  4. Hidung : Struktur, sekret, kebersihan, fungsi penciuman
  5. Mulut dan kerongkongan : observasi bibir (warna, tekstur, lesi) bagian internal mulut (bila anak kooperatif minta anak untuk mengatakan ‘Ahh’), lalu observasi membran mukosa, palatum, tonsil, gigi : jumlah, warna, posisi. Lidah : warna, lesi. Pada neonates : swallow reflex
  6. Leher : tumor sterno-mastoid, kista bronchial, kista thyroglosal dan goiter, leher pendek, peningkata vena jugularis.
  7. Dada : inspeksi ukuran, bentuk, simetris, gerakan, perkembangan buah dada, kedalaman, kualitas dan karakter suara nafas, vocal fremitus, auskultasi pernapasan dan bunyi jantung.
  8. Perut : inspeksi bentuk, ukuran, kondisi kulit, gerakan, umbilicus (hernia, kebersihan, drainage), bising usus, palpasi organ hati dan spleen, vena femoralis
  9. Punggung dan bokong : struktur (lengkung dan mobilitas tulang belakang), posisi kaki, gaya berjalan, reflex plantar, kekuatan otot.
  10. Genitalia : laki-laki periksa ukuran penis, scrotum, pembengkakan, lesi, inflamasi; preputium, lokasi uretra, testis, sedangkan perempuan periksa genetalia eksterna : labia, lubang uretra, klitoris
  11. Anus : kondisi kulit, lubang anus
  12. Tungkai dan kaki : struktur, kekuatan, ROM, edema
  13. Kulit : tekstur, kelembaban, kelembutan, turgor, integritas dan suhu.
Dalam pemeriksaan head to toe juga diperlukan beberapa tindakan keperawatan anak untuk mengetahui tumbuh kembang anak. Untuk lebih mengetahui terkait hal tersebut Sobat Nakes dapat klik link Pengukuran Antropometri untuk Mengetahui Pertumbuhan pada Anak.

Pemeriksaan Neurologis

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, maka yang perlu dikaji selanjutnya adalah pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan neurologis ini terdiri dari status mental (perilaku, mood, afek, orientasi sekitar, tingkat kesadaran, fungsi motorik, kekuatan otot, fungsi sensorik (tes pendengaran dan penglihatan), reflex (biceps, triceps, brachioradialis, knee clonus, achilles, ankle clonus, kernig sign, brudzinski) dan saraf kranial

Pemeriksaan Penunjang

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah pemeriksaan penunjang berupa hasil pemeriksaan laboratorium, radiologi ataupun pemeriksaan penunjang lainnya.


Sumber :
Buku Saku Prosedur Tindakan Keperawatan Anak, 2012




Posting Komentar untuk "PROSEDUR PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA ANAK"