Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PSYCHOLOGICAL FIRST AID BAGI TENAGA KESEHATAN DI ERA PANDEMIK COVID-19

Sobat Nakes, dewasa ini, penyebaran COVID-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dilansir dari halaman situs https://covid19.go.id/ pada tanggal 22 Juni 2021, kasus terkonfirmasi COVID-19 sampai saat ini meningkat sebanyak 14.536 menjadi 2.004.445 jiwa, kasus aktif meningkat sebanyaj 5.009 menjadi 147.728 jiwa, yang terkonfirmasi sembuh meningkat 9.233 menjadi 1.801.761 dan yang meninggal sebanyak 54.956. Tentunya berdasarkan data diatas, bencana pandemik COVID-19 ini sangatlah mengganggu pikiran dan psikologis masyarakat, tak terkecuali tenaga kesehatan.


Bencana alam berupa pandemik COVID-19 yang telah terjadi hampir lebih dari satu tahun ini merupakan suatu pengalaman yang kurang menyenangkan bagi penyintas dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan psikologis. Bukan hanya bagi penyintas, tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan pun, tentunya akan mengalami hal yang sama. Maka dari itu, untuk mengurangi dampak psikologis bagi penyintas maupun tenaga kesehatan, tenaga medis maupun penyintas memerlukan tindakan berupa Psychological First Aid.

Biasanya Psychological First Aid ini dilakukan agar pasien atau klien yang beresiko mengalami ketidakseimbangan psikologis, agar tidak secara lebih lanjut mengakibatkan Acute Stress Disorder. Sebelum kita membahas lebih jauh terkait Psychological First Aid, kita akan bahas terlebih dahulu mengenai Acute Stress Disorder.

Acute Stress Disorder ini dapat terjadi dari awal sejak awal bencana itu terjadi hingga satu bulan pasca bencana itu berakhir. Acute Stress Disorder merupakan suatu respon terhadap situasi tertentu baik dalam aspek biologis, psikologis maupun sosial.

Gejala Acute Stress Disorder

Gejala dari Acute Stress Disorder  ini bisa berdampak secara emosional, pikiran, tubuh maupun perilaku. Secara emosional seseorang yang mengalami Acute Stress Disorder bereaksi dalam bentuk menangis, mudah marah, emosi labil, kehilangan minat, malu, maupun putus asa. Secara pikiran, reaksi yang akan ditimbulkan berupa mimpi buruk, sulit konsentrasi, mudah curiga dan menghindari pembicaraan tentang bencana atau peristiwa traumatik. Selain itu, efek pada tubuh yang terjadi bisa berupa sakit kepala, sakit punggung, kelelahan dan tremor. Begitupun pada perilaku, biasanya seseorang akan berespon dalam bentuk menarik diri, putus asa, sulit tidur, marah bahkan mencoba untuk bunuh diri.

Selain, seseorang yang mengalami gejala Acute Stress Disorder, apakah Tenaga Kesehatan juga perlu tindakan Psychological First Aid..??? 

Mari kita bahas tenaga kesehatan yang memerlukan tindakan Psychological First Aid

Tenaga Kesehatan yang Memerlukan Psychological First Aid

Tak jarang tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam COVID-19 ini, mengalami tekanan dalam bekerja dan bahkan beresiko besar terpapar COVID-19. Berikut beberapa kriteria bagi tenaga kesehatan yang memerlukan tindakan Psychological First Aid :

  • Tenaga kesehatan yang mengalami stres atau kecemasan akibat dari dampak peningkatan kasus COVID-19
  • Tenaga kesehatan yang dites positif COVID-19 dan/atau anggota keluarganya
  • Tenaga kesehatan yang sedang menjalani karantina atau isolasi
  • Tenaga kesehatan yang berduka karena kehilangan seseorang yang diakibatkan COVID-19
  • Tenaga kesehatan yang ditempatkan di ruang rawat COVID-19
  • Tenaga kesehatan yang bekerja di ruang rawat COVID-19, yang memiliki sarana dan prasarana yang minimal.

Prinsip Psychological First Aid 

Dalam melaksanakan tindakan Psychological First Aid, seseorang yang melakukan tindakan Psychological First Aid tersebut harus memgang prinsip Psychological First Aid. Prinsip tersebut diantaranya :

  • Menyediakan pertolongan dan bantuan
  • Mengkaji kebutuhan dan hal yang penting
  • Membantu memenuhi kebutuhan dasar
  • Mendengarkan tanpa memaksa untuk berbicara
  • Memberi rasa nyaman dan menolongnya untuk merasa tenang
  • Menolong menguhubungkan dengan informasi, pelayanan dan dukungan sosial
  • Melindungi dari bahaya lebih lanjut.

Tiga Prinsip Psychological First Aid dengan 3L

Tiga prinsip dalam melakukan tindakan Psychological First Aid yaitu 3L diantaranya LOOK, LISTEN dan LINK. Apakah itu Look, Listen dan Link..??

  • LOOK (Amati) : Mengamati lingkungan serta kondisi yang mengelilingi penyintas
  • LISTEN (Dengar) : Mendengarkan aktif, membangun rapport dan mengembangkan kemampuan mendengarkan aktif untuk memahami apa yang mereka rasakan.. dengan mendengarkan akan mendalami hal-hal yang menjadi kebutuhan utama pada nakes.
  • LINK (Hubungkan) : Membantu nakes untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar serta mengatasi permasalahan yang mereka alami, Tidak hanya berhenti sampai disitu penolong dapat memberikan informasi yang mereka ketahui, mecoba menguhubungkan nakes dengan keluarga mereka maupun pihak-pihak yang memiliki bantuan yang dibutuhkan oleh nakes.

Langkah - langkah Melakukan Psychological First Aid

Dalam melakukan tindakan Psychological First Aid, perlu memperhatikan beberapa langkah-langkah diantaranya :

Persiapan. Dalam persiapan Psychological First Aid ini, pemberi tindakan Psychological First Aid ini perlu mengetahui jenis bencana, tahapan bencana dan kebutuhan penyintas, serta memperhatikan keberadaan kelompok rentan.

Memperkenalkan diri dan memulai kontak. Dengan memperkenalkan diri dan memulai kontak dari pemberi tindakan Psychological First Aid, penyintas akan merasa aman dan nyaman sehingga akan mempermudah proses pemulihan dan meningkatkan kepercayaan penyintas. Perkenalkan nama, pekerjaan dan tugas kita kepada penyintas, mintalah ijin untuk melakukan pembicaraan, sampaikan tujuan keberadaan kita, tanyakan apa yang bisa kita lakukan untuk membantunya serta menjaga kerahasiaan informasi pribadi dan penyintas. Pada saat melakukan pembicaraan, perlu diperhatikan juga untuk tidak memotong pembicaraan dan jangan memaksa penyintas untuk menceritakan hal yang tidak ingin diceritakan.

Memberi rasa aman, menyediakan kebutuhan dasarnya untuk mengurangi rasa stress dan ansietas serta mendengarkan pembicaraan penyintas. Perlu diperhatikan juga pada saat berkomunikasi untuk menghindari kalimat-kalimat yang menyinggung perasaan seperti : Saya tau bagaimana perasaanmu, Mungkin inilah yang terbaik untuk anda semua, Kamu menjadi lebih baik sekarang, Kamu tidak perlu bersedih, Kamu harus bisa merasa bangkit, Sebaiknya dalam melakukan komunikasi gunakanlah komunikasi yang empatiik seperti, Apa yang membuatmu sedih.?? 

Mendorong keberfungsian. Tindakan ini dilakukan sebagai rencana tindak lanjut dalam memberikan Psychological First Aid. Dalam fase ini, penyintas bisa untuk diajarkan mengelola stres yang sederhana, seperti latihan relaksasi, jaga keluarga untuk tetap saling berhubungan (manfaatkan media sosial), tanyakan pada penyintas siapa lagi orang yang ingin diberitahu berkaitan dengan kondisinya dan hubungkan penyintas dengan sumber pendukung yang tersedia dan penyintas lain.

Memfasilitasi penyintas untuk pemulihan, dengan mendorong penyintas untuk kembali kepada rutinitas, libatkan secara efektif dalam pemulihaan melalui peer group.

Demikianlah beberapa langkah-langkah dalam melakukan tindakan Psychological First Aid bagi tenaga kesehatan di era pandemik COVID-19. Sobat Nakes juga dapat klik tautan Trauma Healing bagi Penyintas Tenaga Kesehatan di Masa COVID-19 untuk lebih jelas mengetahui mengenai trauma healing. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan Sobat Nakes dalam melakukan tindakan keperawatan. Salam sehat.


Referensi :
Webinar Psychological First Aid dan Trauma Healing oleh Atik Puji Rahayu

Posting Komentar untuk "PSYCHOLOGICAL FIRST AID BAGI TENAGA KESEHATAN DI ERA PANDEMIK COVID-19"